BANUA NUSANTARA, Tanjung Redeb – Kabupaten Berau memiliki beberapa komoditas eksport. Karena itu, Berau perlu memiliki pelabuhan ekspor. Seperti Pelabuhan Samudra di Mantaritip, Kecamatan Sambaliung.
Sayangnya, pembangunan pelabuhan yang dimulai sejak tahun 2013 itu belum juga dituntaskan. Begitu juga akses menuju pelabuhan yang masih diupayakan penyelesaiannya.
Mantan Wakil Bupati Berau periode 2016-2021, Agus Tantomo, pun turut mendorong penyelesaian pembangunan pelabuhan tersebut.
Dikatakannya, besarnya komoditas ekspor dari Bumi Batiwakkal ditambah akses laut Berau yang sudah cukup sebagai dasar bahwa Berau layak memiliki pelabuhan ekspor.
“Apalagi potensi komoditas ekpor kita cukup besar. Ada beberapa komoditas di Berau yang sudah sejak lama diekspor, seperti batu bara dan CPO (crude palm oil, red),” ungkapnya, beberapa waktu lalu.
Dirinya yakin, jika pelabuhan ekspor sudah terbangun, bukan hanya dua komoditas itu saja yang terus diekspor, namun terus mengalami peningkatan, terutama untuk sektor perikanan, pertanian dan perkebunan. Seperti komoditas lada dan kakao yang saat ini terus dikembangkan. Begitupun dengan investor juga akan tertarik masuk Kabupaten Berau.
“Kalau pelabuhan samudera sudah terbangun, saya yakin investor juga akan masuk,” kata pria yang juga pernah menjabat bupati Berau sisa masa jabatan 2021 ini.
Untuk mewujudkan hal itu, dirinya turut mendorong penyelesaian pelabuhan Samudra Mantaritip tersebut.
“Kalau memang aksesnya sudah selesai, Pemkab Berau harusnya mengejar ke pusat. Karena pembangunan dari sisi lautnya merupakan kewenangan pemerintah pusat,” jelasnya.
Diketahui penyelesaian Pelabuhan Samudera Mantaritip terus diupayakan Pemkab Berau. Untuk penyelesaian dari sisi laut merupakan wewenang Pemerintah Pusat, adapun pemerintah daerah bertanggung jawab menelesaikan akses daratnya, menghubungkan Jembatan Kelay III dan Jalan Segmen 1 dan 2 menuju Bandara Kalimarau.
“Kita masih terus persiapkan jalan potong yang nantinya hanya 34 km dari Mantaritip Kampung Pesayan ke Limunjan,” jelas Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Berau, Agus Wahyudi.
Pengembangan kawasan di Limunjan, Sambaliung, yang menjadi kawasan pergudangan juga dikatakan Agus akan dipersiapkan.
“Jadi kendaraan peti kemas hanya sampai Sambaliung saja, selebihnya di kota sudah angkutan barang yang kecil,” tuturnya.
Disampaikannya, untuk pembangunan jalan masih membutuhkan dana besar, setidaknya hingga Rp 1,5 triliun. Anggaran sebesar itu perlu bantuan Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Pusat.“
Kita dapat bantuan keuangan dari Pemprov dan DAK dari Pemerintah Pusat” terang Agus. (*)